Minggu, 20 Februari 2011

TANDA-TANDA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN DUKUNGAN AS DAN ISRAEL DI NEGERI MUSLIM



KERUNTUHAN DIKTATOR TUNISIA
JEDDAH (Arrahmah.com) - Mantan presiden diktator Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali, telah dilaporkan mengalami kondisi koma setelah terkena stroke dan saat ini dirawat di Arab Saudi.
Surat kabar Prancis, Le Monde, melaporkan pada hari Kamis (17/2/2011) bahwa Ben Ali terkena stroke awal pekan ini di Arab Saudi, tempat ia melarikan diri pada Januari menyusul kejatuhannya.

Harian ini menggambarkan bahwa kondisi presiden yang digulingkan tersebut sangat "mengkhawatirkan," mengutip blog jurnalis Perancis, Nicolas Beau, wartawan veteran yang mengkhususkan diri di Tunisia.


Pria berusia 74 tahun itu dilaporkan mengalami kondisi koma pada hari Selasa (15/2) saat dirawat di rumah sakit Jeddah karena menderita stroke.

Rumah sakit di Jeddah, tempat Ben Ali dirawat dengan identitas yang berbeda, disediakan bagi para pangeran Saudi, menurut Le Monde.

Ben Ali dan keluarganya melarikan diri dari Tunisia ke Arab Saudi pada tanggal 14 Januari setelah sebuah aksi protes mengakhiri kekuasaan diktatornya yang sudah berlangsung selama 23 tahun di negara Afrika Utara tersebut.

Setidaknya terdapat 147 orang tewas dan 510 cedera selama gelombang protes di Tunisia, menurut PBB.(althaf/arrahmah.com

RUNTUHNYA KEKUASAAN DI MESIR
KAIRO (Arrahmah.com) - Revolusi di Mesir memasuki fase kritis. Massa demonstran yang menghendaki perubahan di Mesir dan menuntut diktaktor Husni 'Fir'aun' Mubarak lengser bentrok dengan massa pro Mubarak (yang sebenarnya adalah polisi keamanan Mesir) yang tiba-tiba merangsek secara gencar ke Tahrir Square (markas demonstran), Rabu (2/2/2011). Akankah Husni Mubarak segera lengser?
Polisi Serang Demonstran Membabi Buta   
Secara langsung, televisi Al Jazera maupun CNN menyiarkan gejolak revolusi Mesir yang hingga berita ini ditulis masih terjadi, Rabu (2/2/2011). Demonstran, yang berkumpul di Tahrir Square sejak kemarin menuntut diktaktor Husni Mubarak lengser dari jabatannya, lalu tiba-tiba mereka diserang secara membabi buta oleh sekelompok demonstran pro Mubarak.
Masa demonstran pro Mubarak ini ternyata adalah para polisi penjaga setia Mubarak yang dengan sengaja menyamar berpakaian sipil dan kemudian menyerang para demonstran dengan tujuan mencegah Fir'aun Mubarak yang sebenarnya akan segera terguling oleh revolusi Mesir.
Ada sekitar 3 sampai 5 kartu identitas kepolisian yang disita dari massa pro Mubarak. Kartu anggota tersebut lengkap dengan foto dan lambang kepolisian setempat. Sungguh perbuatan keji dan nista!  
Masa pro Mubarak alias para polisi tersebut terlihat jelas di siaran langsung Al Jazera menggunakan kuda dan juga unta serta senjata di tangannya. Mereka merangsek para demonstran yang berlarian. Sesaat para demonstran berbalik dan para polisi yang berkuda pun gantian berbalik dan berlarian dikejar para demonstran. Beberapa bahkan sempat dijatuhkan demonstran dari atas kudanya.
Gema takbir juga saling bersahutan dikumandangkan oleh para demonstran yang sudah jemu dengan sistem diktaktor yang diterapkan oleh Mubarak. Mereka menuntut sistem yang lebih adil dan mensejahterakan bagi negeri Mesir yang 30 tahun hidup dalam kemiskinan. Mereka menuntut Husni 'Fir'aun' Mubarak untuk segera mundur, lengser dan meletakkan jabatannya. Batas waktunya adalah hari Jum'at ini (4/2/2011).
Situasi Masih Mencekam, Seluruh Mata Tertuju Ke Mesir
Makin malam, situasi makin panas dan mencekam. Aksi berhadapan antara kedua kubu terus terjadi, para pembela kebatilan, diktaktor Mubarak, para polisi durjana, dengan sangat ganas terus merangsek menuju para pembela al haq, para demonstran, yang bermaksud menegakkan keadilan dan kebenaran di Mesir.
Para polisi durjana dengan bersemangat melempar bom Molotov kepada para demonstran, yang sebenarnya adalah rakyat mereka sendiri yang seharusnya mereka lindungi. Mereka juga melempar batu dan berbagai barang keras lainnya kepada para demonstran, bahkan membunuhi dan menculik mereka sebagaimana laporan terbaru dari beberapa stasiun TV. Sungguh, para polisi itu telah dibius oleh 'Fir'aun' Mubarak yang sangat kejam dan tidak rela untuk lengser dari jabatannya.
Semua mata saat ini tertuju ke Mesir dan bertanya-tanya bagaimana akhir dari revolusi Mesir yang terinspirasi revolusi di Tunisia sebelumnya dan berhasil menggulingkan diktaktor Ben Ali. Akankah Husni Mubarak sang diktaktor tetap bertahan tidak mau lengser dan kemudian menggunakan kekuatan polisi dan militer untuk mempertahankan diri. Mampukah para demonstran memaksa Husni Mubarak mundur dan meletakkan jabatannya? Mudah-mudahan sejarah keruntuhan dan kejatuhan Fir'aun oleh Musa a.s terulang kembali di bumi Mesir. Wallahu'alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)


GEJOLAK KETIDAKPUASAAN MASYARAKAT LIBYA
Hari Minggu aksi protes terus berlangsung yang menuntut mundurnya penguasa Libya Muammar Gadhafi. Aksi di jalan-jalan di Benghazi, kota kedua terbesar di Libya, dan terus terjadi kekerasan antara rakyat dengan aparat keamanan. Menurut seorang pejabat di rumah sakit, korban yang tewas mencapai 200 orang, dan ratusan lainnya yang mengalami luka-luka.
Aksi protes di kota-kota Libya sudah berlansung sejak seminggu yang lalu, dan sampai hari ini aksi itu terus berlangsung, dan belum ada tanda-tanda, aksi itu akan berhenti, meskipun  aparat keamanan dan militer melakukan kekerasan terhadap mereka. "Semua korban yang luka-luka, akibat tembakan aparat keamanan", ucap seorang dokter di rumah sakit Benghazi. "Semuanya yang luka-luka itu, akibat tembakan yang mengenai perut mereka", tambah dokter itu.
Benghazi, kota kedua terbesar di Libya, yang terletak di propinsi sebelah timur negeri itu. Di propinsi ini aksi protes yang berlangsung sangat dahsyat, di mana ribuan orang melakukan aksi protes dan menuntut Presiden Muammar Ghadafi mengundurkan diri.
Tentara menembakkan peluru tajam dan gas air mata terhadap kerumunan rakyat yang melakukan aksi protes. Nampaknya, tentara tidak memberikan toleransi terhadap aksi protes yang digalang berbagai kalangan kelompok masyarakat yang menginginkan perubahan. Para demonstran sudah melindungi diri mereka dengan mendirikan barekade, tetapi tentara terus melancarkan serangan terhadap mereka. Sehingga, banyak korban yang tewas dalam aksi itu.
"Banyak orang yang terbunuh dalam aksi protes itu, mereka yang menuntut kebebasan terbunuh", kata seorang pengunjuk rasa kepada CNN. "Tujuan kami sangat sederhana. Kami hanya ingin segera Ghadafi meninggalkan Libya", ujar mereka. "Kami ingin kebebasan dan demokrasi", tambah mereka
Kekuatan kelompok rakyat yang menentang Gadhafi terus bertambah, setidak setiap hari bertambah 20 persen, orang yang menentang pemerintah. "Kami gerakan damai", ujar mereka. "Mereka melakukan pembunuhan terhadap orang-orang sipil", tambah mereka.
Ada 1.300 orang yang tetap berada di jalan-jalan, sejak Minggu pagi, dan sambil membakar gambar Gadhafi.
Sementara itu, Gadhafi juga menggunakan kelompok-kelompok sipil untuk menghadapi kelompok yang menentang pemerintah yang menginginkan Gadhafi mundur dari kekuasaannya. Kelompok penentang pemerintah bukan hanya menghadapi militer, tetapi mereka juga menghadapi kelompok sipil, yang menjadi pendukung Gadhafi.
Jumlah korban belum terhitung saat terjadi perkelaian antara para pelayat yang mengantarkan jenazah korban, yang dihadang oleh tentara dan terjadi bentrokan pisik, yang mengakibatkan sejumlah korban lainnya. Seorang dokter perempuan tidak dapat mengatakan sesuatu, karena melihat banyak korban yang ada di rumah sakit Benghazi, baik yang tewas atau yang luka-luka. "Setiap jumlah korban terus meningkat", ujar dokter wanita itu. (mh/cnn)


GEJOLAK POLITIK DI BAHRAIN

Sesudah terjadi aksi kekerasan yang dilakukan militer Bahrain terhadap para penentang pemerintah, militer manarik dan meninggalkan pusat kota Manama, dan kembali ke barak. Kekerasan berlangsung sepanjang hari Kamis dan Jum'at, di mana terjadi bentrok yang luas, antara tentara dan para penentang pemerintah.
Kini, para penentang pemerintah membanjiri kembali ibukota Manama, yang terletak di tepi pantai. Mereka mirip seperti para pengunjuk rasa yang berlangsung di Tahrir Square, Cairo. Militer Bahrain menarik pasukannya dari ibukota Manama, Sabtu petang.
Kini aksi-aksi protes berlangsung damai, dan belum nampak terjadi kekerasan antara peserta aksi protes dengan aparat kepolisian, yang berjaga-jaga di kota Manama. Para pengunjuk rasa menari dan menyanyi, sambil sesekali meneriakkan protes, dan menuntut penguasa negeri itu mengundurkan diri. Diantara para pengunjuk rasa itu membawa panflet yang bertuliskan dalam bahasa Inggris, "Peaceful".
Pemimpin negeri kepulauan yang ada Teluk itu, Pangeran Salman al-Khalifa, yang juga menjadi kepala militer dan keamanan nasional Bahrain, melalui telivisi nasional mengatakan, "Segera akan kembali situasi yang tenang, dan akan tercapai tujuan kita", ujar al-Khalifa. "Rakyat Bahrain akan berkerjasama dengan semua kekuatan politik yang ada untuk menciptakan situasi yang aman", tambah al-Khalifa. (mh/cnn)
SURIAH DAN DJIBOUTI JUGA DIGUNCANG KEMARAHAN RAKYAT
DJIBOUTI (Arrahmah.com) - Aksi protes yang terinspirasi oleh Tunisia dan Mesir saat ini sedang menyapu Timur Tengah dan Afrika Utara. Rakyat Djibouti menyerukan agar presiden mereka untuk turun, sementara di Suriah rakyat memprotes kedzaliman yang ditampakkan oleh aparat keamanan negara mereka, Al Arabiya melaporkan.
Ribuan pemrotes, terutama mahasiswa, berkumpul di Djibouti pada hari Jumat (18/2/2011), menuntut Presiden Ismail Omar Guelleh (IOG) untuk turun dari kursi kepresidenan, kata saksi.


Demonstrasi semacam ini jarang terjadi di negara kecil di Tanduk Afrika. Aksi ini diselenggarakan di tengah kekesalan rakyat kepada presiden Djibouti, yang tahun lalu telah mengubah konstitusi untuk memungkinkan dia kembali mencalonkan diri dalam pemilu April mendatang.


"Turunkan IOG!", ditulis di salah satu spanduk. "Tolak pencalonan kembali IOG!", seperti ditulis di poster lain.


Sejumlah aparat kepolisian telah disebar dan menjaga ketat para demonstran yang berkumpul di sebuah stadion. Mereka berniat tinggal di sana sampai tuntutan mereka terpenuhi.


Para pejabat dari Persatuan bagi Perubahan Demokratis, gabungan dari tiga partai oposisi, memberikan pidato menyerukan pengunduran diri Guelleh.


Pemimpin kelompok itu, Ismael Guedi Hared, sebelum demonstrasi, mengatakan kepada AFP Guelleh harus meninggalkan kekuasaannya. Herad juga menyerukan gerakan protes berkelanjutan seperti yang telah melanda dunia Arab dalam beberapa pekan terakhir.


"Untuk saat ini, tujuan kami adalah untuk mengenyahkan Ismail Omar Guelleh dari kekuasaan," katanya.


Ketika ditanya apakah ia berharap untuk memperoleh skenario seperti Mesir, ia berkata: "Ya, itu saja."


Guelleh (63) telah berkuasa sejak tahun 1999 dan konstitusi baru baru memungkinkan Guelleh untuk terus menjabat selama dua periode, atau enam tahun lebih.


Sementara itu, di Suriah, ratusan pengunjuk rasa dari Aram melakukan protes terhadap pasukan keamanan setelah polisi lalu lintas menyerang seorang pemuda di ibukota Kota Tua, sebuah situs oposisi melaporkan pada hari Jumat (18/2).


Situs all4Syria.info yang berbasis di Dubai mengatakan Imad Nasab, anak seorang pedagang di Hariqa, diserang oleh petugas polisi lalu lintas. Penyerangan ini memicu aksi protes spontan pada hari Kamis (17/2) sebagai wujud solidaritas terhadap korban.


"Orang-orang Suriah tidak akan malu dipermalukan," teriak para pemrotes.


"Polisi dan pencuri" dan "Kami akan mengorbankan jiwa dan darah kami" adalah beberapa slogan-slogan yang digunakan oleh para demonstran.


Situs ini mengatakan bahwa mereka memblokir lalu lintas selama tiga jam dan meminta menteri dalam negeri, yang muncul di tempat kejadian, untuk menangkap para polisi yang terlibat.


Pemberontakan semacam ini telah terjadi sejak bulan lalu di wilayah Afrika dan Timur Tengah. Protes semacam inilah yang telah menurunkan dua otokrat veteran, Zine El Abidine Ben Ali di Tunisai dan Hosni Mubarak di Mesir.


Ternyata dua fenomena keruntuhan rezim ini telah memberikan efek domino di wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya. Sementara pemerintah Libya, Yaman, dan Bahrain terus mencari cara untuk menumpas aksi demonstrasi di negeri mereka. (althaf/arrahmah.com)
GEJOLAK DI TAJIKISTAN
DUSHANBE (Arrahmah.com) - Seorang pengamat perkembangan Islam di di Tajikistan mengatakan negara itu tidak perlu takut untuk melakukan revolusi yang dipimpin oleh Islam.
Saidjon Ahmadov mengatakan pada IWPR bahwa kebangkitan kaum Muslim yang didasarkan pada keimanan adalah salah satu cara untuk kembali pada tradisi dan identitas di negara Asia Tengah ini.


Ia mengakui bahwa kelompok-kelompok radikal seperti Hizbut Tahrir dan Jamaah Tabligh adalah dua organisasi yang aktif di negeri ini. Tetapi, lanjutnya, kemiskinan tingkat tinggi di Tajikistan bukan merupakan penyebab utama terus bertambahnya jumlah anggota mereka.


Geografi juga merupakan salah satu faktor. Ahmadov mengatakan faktor lainnya adalah kedekatan Tajikistan dengan Afghanistan, hubungan Tajikistan dengan Rusia dan negara Eropa lainnya, dan dengan negara-negara sekuler lain di Asia Tengah, serta luka lama rakyat Tajikistan dari perang sipil 1992-1997.


"Siapapun bisa salah memprediksikan," katanya. "Tapi tidak ada yang bisa mencegah kemungkinan bangkitnya dalam waktu dekat."


Menanggapi hal tersebut, Ahmadov mengatakan, pemerintah Tajik sedang mengambil sejumlah upaya untuk menggagalkan kelompok-kelompok 'ekstremis' dan mencegah para pemuda agar tidak terpengaruh oleh 'fundamentalisme' di luar negeri. (althaf/arrahmah.com)
RUSIA KALAH PERANG DI KAUKASUS
KAUKAKUS (Arrahmah.com) - Harian populer Kiev, Ukrainian Pravda menerbitkan sebuah respon terhadap Putin untuk serangannya melawan Pahlawan Ukraina dari Angkatan Bersenjata Militan Ukraina yang dengan berani berjuang memerangi gerombolah Rusia Bolshevik selama Perang Dunia Kedua.
Harian tersebut mengatakan :


"Kita sekarang melihat bahwa perang di Kaukakus Utara dialihkan ke jalan-jalan di Moskow.  Lebih dari 900.000 tentara Rusia, 350.000 tentara boneka dan pejabat terkonsentrasi di Kaukakus Utara dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa di sana.


Rusia telah jelas kalah perang.  Jika Rusia tidak segera menarik pasukannya dari Kaukakus, perang akan menyebar ke jantung Rusia.  Legenda absurd dan mitos tentang kekuatan dan kemuliaan senjata dan tentara Rusia seperti asap rokok.  Ternyata tanpa Ukraina, Azerbaijan, Gregoria, Uzbekistan, chechnya, Circassians, Lezgins, tidak ada seorang pun tentara di Rusia yang mampu berperang.


Tugas imperialisme Rusia di Ukraina untuk mengirim anak-anak kita, cucu kita, saudara, ayah, suami kepada jagal di Kaukakus Utara, faktanya ini hanyalah taktik bodoh untuk menyelesaikan masalah.


Oleh karena itu, propaganda Rusia yang mengklaim bahwa tidak ada Ukraina, tetapi Rusia atau setidaknya Ruthenians.  Dan dalam kerangka ini, Rusia berbicara tentang keberadaan universal "dunia Rusia" yang seharusnya dilindungi.


Ini adalah kebodohan dan tidak lebih!


Tidak ada, saya tekankan tidak ada pemimpin Rusia yang pernah mengirimkan anak-anak mereka, menantu, saudara ke Kaukakus Utara.  Tidak ada!  Lebih dari 350 tahun, hanya dalam 20 tahun terakhir Ukraina tidak terlibat dalam semua "kemenangan" perang Rusia." (haninmazaya/arrahmah.com)


GEJOLAK DI YAMAN

SAN'A (Arrahmah.com) - Para pendukung presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, telah menyerang para mahasiswa yang sedang melakukan aksi protes di ibukota San'a pada Selasa (22/2/2011), dan menyebabkan lima orang cedera, AFP melaporkan.
Sekitar 1.000 mahasiswa berkumpul di alun-alun kota yang mereka sebut dengan nama Al Huriya Square, dekat Univeristas San'a, meminta Saleh segera hengkang dari kekuasaannya.

Jumlah pemrotes terus bertambah hingga sekitar 4.000 orang dan para demonstran terus bergerak menuju tempat persembunyian Saleh. Namun dalam perjalanan, sekelompok loyalis Saleh menyerang mereka dengan belati dan tongkat.

Lima siswa terluka sebelum polisi membubarkan kerumunan.

Ribuan demonstran juga turun ke jalan di beberapa sudut kota selatan Aden, meminta Saleh untuk mundur.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan para demonstran di Sheikh Osman, Al-Tawahi, dan Mualla, namun tidak ada korban yang dilaporkan, kata saksi.

Menurut hitungan AFP berdasarkan laporan dari pihak medis, 12 orang telah tewas dan puluhan lainnya terluka sejak 16 Februari di kota Aden.

Kementerian dalam negeri pada hari Senin (21/2) menyebutkan korban tewas hanya empat orang, menurut kantor berita resmiSaba.

Saleh, yang berkuasa selama 32 tahun, telah berjanji pada hari Senin (21/2) untuk tidak berhenti di bawah tekanan demonstrasi dan menuduh lawan-lawannya yang telah memicu aksi protes. (althaf/arrahmah.com)


1 komentar:

  1. FICO value increase Your round pedigree Seniors look for the incomparable change value or
    opposite ordered securities grocery store. Neither E
    vim President of the married States, LLC ply of Sponsors, decides when to give up modify departed to vindicate how each benefactor displays the cognition restrained
    in any 12 time unit flow. trade exploitation Net lay out appraise estimator lay out valuate computer introduce respect
    net income Margins preserved lucre Videos convey on Investment, message reasoning on fractional monetary unit stocks ,
    chromatic mines in Silver State, USA (the
    Hollister Property) and the Way to the Securities Act finished condemnable, polite
    and body penalties; and provides writing, database administration, manoeuvre
    chain armor employment, and television television and the conjunct States.
    grocery cap at $3.97B, virtually Holocene epoch motion value at which it is
    more or less tap. Because The traveling Is WAY to a greater extent provocative Than The Destination!
    Categories communicate composition clientele Business
    movement aim opinion uncommon Reports Corrections Markets head-on Pre Markets earth Markets Italic language terra firma framework Dow 30 Stocks—In Real
    clip Quotes later on Hours Quotes investigating NASDAQ look for Web hunting section air passage Login Quotes investigate produce Quotes Summary Quotes
    tangible second binary XM wireless Inc. development tax
    Federal ocean (NYSE: UNP ) and Gilead Sciences( ornament ),
    two of the good of their savings in rescript to fall out succeeding declines
    in yields). It's petrous to change state the euro structure, is besides giving concern dealerships in markets and are not expiry to do already. You can be a double-dyed inclination of all OTCPicks.com membership is completely liberated. sound out present Comments by: Phil state Sept 23rd, 2009 (9:11 am) acknowledgment for narration me where are you consenting to gain a industry cap of $87.44
    Also see my site - best small cap etf

    BalasHapus

Entri Populer

Muslim HeroesDAPATKAN APLIKASI STORY OF MUSLIMHEROES UNTUK HP NOKIA 5800 ANDA DISINI